SURAT CINTA UNTUK MAHASISWA

Membincang tentang mahasiswa memang tak ada habisnya. Baik sukanya kita maupun bencinya kita kepada mereka. Karena mereka memang berbeda. Usia mereka muda. Pikiran mereka sederhana. Mereka tak suka yang rumit. Semuanya sederhana. Juga ada cinta yang menggelora. Untuk Indonesia yang mereka cinta.

Hari-hari ini adalah hari dimana mahasiswa muncul di berbagai stasiun TV dan media massa. Begitu banyak latar dan pesan dari setiap episode mereka muncul di ruang publik semacam itu. Semuanya punya dampak, kesan dan makna tersendiri. Itulah mahasiswa. Nama untuk pejuang ilmu dan amal, cita-cita dan perjuangan. Salah satunya termanifestasi dalam satu kerja besar: aksi mahasiswa.

Foto-foto ini hanya sebagian sisi dari banyak sisi aksi mahasiswa yang aku maksud. Di sini ada banyak pesan yang bisa diungkap. Bahwa lelah dalam perjalanan dan panas di tengah banyak orang, tak boleh menghilangkan rasa peduli kepada sesama. Mungkin ada yang sakit, ada yang terluka, ada yang kelaparan dan ada yang kehausan. Ini adalah momentum untuk tetap berbagi dengan sesama. Apapun latarnya.

Aku boleh mengungkap sesuatu apa adanya. Begini. Sekeras apapun aku mengkritik mahasiswa, aku masih bisa hadir berdialog dengan mereka. Ya, aku sejatinya masih bersama kalian wahai mahasiswa Indonesia. Makanya aku tak khawatir sedikit pun. Karena aku tau bahwa kalian tau siapa aku. Dan selamanya aku tetap turun ke jalan bersama kalian. Bukan sekadar untuk nostalgia masa lalu, tapi untuk menjaga energi dan daya kritis.

Bagiku, mahasiswa adalah cinta. Satu kata untuk semua mimpi dan harapan, identitas dan perjuangan jangka panjang. Lelah dan letih, keringat dan air mata, hingga darah juga nyawa kadang datang menghantui. Tapi tekad sudah membara, semangat tak terbendung lagi. Kini dan nanti. Abadi. Bukan untuk pamer gaya, tapi tuk bumi pertiwi. Untuk perjuangan tanpa pamrih.

Wahai mahasiswaku! Teruslah berjuang dalam pijakan yang kokoh dan jelas juga tegas. Kalian adalah energi moralitas dan intelektual bangsa ini di saat keduanya kerap terpedaya oleh jabatan dan dana. Juga oleh janji manis penuh palsu para elite. Dengan keduanya kalian bisa menjaga idealisme dari rongrongan elite yang bisa jadi menyusup dan menunggang dalam berbagai konten aksi.

Wahai mahasiswaku! Kalian mesti bersedia dan bersabar dalam menerima kritik. Kritik setajam apapun itu, tak boleh dianggap menyayat luka dan tujuan perjuangan. Sebab padanya ada banyak mimpi dan harapan. Bahwa kalian mesti menjadi penerus yang terbaik bagi negeri. Sebab kalian masih banyak waktu untuk melakukan hal-hal besar bagi perjalanan bangsa dan negara kita.

Wahai mahasiswaku! Jangan pernah berhenti mendayungkan tangan bagi perubahan. Singsingkan lengan baju demi pertiwi. Berdiri tegak dan menatap tajam ke depan. Bawahlah negeri ini ke altar kebangkitan dan kemajuannya yang sejati. Kalian adalah petarung bagi ide-ide jenial di seluruh medan luas bernama Indonesia. Kalian adalah tempat rakyat menitipkan mimpi-mimpi indah bagi nusa dan bangsa. Ya bagi Indonesia yang kita cinta.

Wahai mahasiswaku! Ini bukan provokasi. Bukan pula basa-basi. Ini adalah sebentuk surat cinta yang mengandung semangat, motivasi juga kritik. Semuanya untuk memantapkan daya perjuangan kalian yang selama ini bisa jadi kerap berhadapan dengan berbagai jenis ujian.

Wahai mahasiswaku! Sungguh, aku mencintai kalian seperti aku mencintai surga. Semoga Allah selalu menyediakan senyuman terindah berupa berkah dan petunjuk-Nya untuk aku dan kalian serta siapapun penghuni negeri ini yang masih memiliki cinta. (*)

Cirebon, Kamis 26 September 2019
Dielaborasi dari tulisan aslinya:
SURAT CINTA UNTUK MAHASISWA
"Catatan Kecil Di Sela-sela Aksi Mahasiswa"

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis Status Facebook

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!