CERENG JADI IBUKOTA NEGARA
Beberapa waktu terakhir wacana seputar perpindahan Ibukota negara begitu gaung. Pro-kontra pendapat dan pandangan seputar wacana yang pertama kali disampaikan oleh Presiden Joko Widodo itu pun muncul menghiasai berbagai media massa dan media sosial.
Entah apa alasan wacana seperti itu dimunculkan. Satu hal yang pasti, wacana yang diungkap di ruang publik selalu berdimensi kepentingan. Baik itu politik dan ekonomi maupun sosial dan budaya. Bahkan bisa jadi berlatar bisnis.
Ah daripada bingung dan bengong menyaksikan dinamika perihal wacana tersebut, lebih baik kita bikin wacana sendiri sesuai selera kita. Kan ini zaman merdeka perpendapat termasuk berwacana, ya kita yang berasal dari kampung terpencil pun bisa dan boleh berwacana seputar Ibukota baru Indonesia.
Mari memulai!
Sepertinya DPR bakal setuju kalau ibukota negara pindah ke kampung Cereng-Golo Molas, Golo Sengang, Sano Nggoang, Mabar-NTT. Kalau fiks disetujui, maka itu sesuatu banget. Bikin NTT makin seru dan maju.
Entah apa alasan wacana seperti itu dimunculkan. Satu hal yang pasti, wacana yang diungkap di ruang publik selalu berdimensi kepentingan. Baik itu politik dan ekonomi maupun sosial dan budaya. Bahkan bisa jadi berlatar bisnis.
Ah daripada bingung dan bengong menyaksikan dinamika perihal wacana tersebut, lebih baik kita bikin wacana sendiri sesuai selera kita. Kan ini zaman merdeka perpendapat termasuk berwacana, ya kita yang berasal dari kampung terpencil pun bisa dan boleh berwacana seputar Ibukota baru Indonesia.
Mari memulai!
Sepertinya DPR bakal setuju kalau ibukota negara pindah ke kampung Cereng-Golo Molas, Golo Sengang, Sano Nggoang, Mabar-NTT. Kalau fiks disetujui, maka itu sesuatu banget. Bikin NTT makin seru dan maju.
Di sini, di Kampung Cereng-Golo Molas, batu krikil bakal terasa coklat. Jambu mente dan kemiri bisa jadi nasi. Tahi ayam, tahi kerbau, tahi kuda, tahi kambing, bahkan tahi manusia bisa jadi sumber kehidupan.
Selain kampungnya asri dan nyaman dihuni, karena memang warganya toleran dan kompak, di sini nantinya para pejabat negara bisa makan dan minum gratis dari warga. Dari Presiden dan DPR, hingga DPD dan siapa saja bakal dapat makan dan minum gratis.
Di sini tak ada listrik, tak ada air PDAM, tak ada jalan aspal, tak ada mobil, tak ada rumah sakit, tak ada puskesmas, tak ada pasar, tak ada mal, tak ada tol, tak ada hotel dan tak ada apa-apa seperti yang ada di pulau Jawa.
Di sini juga tak ada banjir dan sampah berserak. Di sini tak ada polusi dan korupsi. Di sini tak ada papa minta saham. Di sini tak ada politisi busuk. Di sini tak ada pejabat keparat. Di sini tak ada penegak hukum yang menjual dan membeli hukum. Di sini tak ada teroris yang mencaplok sumber daya alam warga.
Siapapun bakal aman dan nyaman hidup di Cereng. Semua yang berdomisili bisa tersenyum ria dan bahagia. Bisa bercanda dengan siapapun dengan penuh riang dan damai. Toleransi pun bukan sekadar mantra, tapi nyata. Asli bukan manipulasi.
Di sini tak ada busung lapar. Tak ada pejabat yang memakan dana BPJS Kesehatan. Tak ada yang menjadi maling dana APBN dan APBD. Dan di sini tak ada perusak pantai dan hutan demi mengamini slera para pengusaha iblis.
Di kampung yang dihuni oleh ratusan warga ini adanya cinta yang mempesona dan rindu yang terus menggebu. Cereng pun benar-benar golo molas alias Gunung Cantik. Tempat semua orang boleh menikmati dan membahagiakan kehidupan.
Selamat mencoba, eh selamat berpindah ibukota! (*)
--SYAMSUDIN KADIR--
Warga Kampung Cereng-Golo Molas, Desa Golo Sengang, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat-NTT. Nomor kontak ke WhatsApp: 085797644300
Warga Kampung Cereng-Golo Molas, Desa Golo Sengang, Kec. Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat-NTT. Nomor kontak ke WhatsApp: 085797644300


Komentar
Posting Komentar