NENEK TIMUR-KU YANG BERJASA ITU SUDAH MENINGGAL 

Aku masih bergulat dengan tiga naskah penting: merevisi naskah bukuku yang segera terbit lagi, satu tesis seorang adik kelas dan satu disertasi seorang dosen di sebuah kampus negeri. Konon dua karya ilmiah ini mau diterbitkan menjadi buku.

Tak kusangka tetiba Om ku atau keponakan nenekku: Om Abdul Amir mengabariku sesuatu. Begini isinya: "Inalillahi wa inna ilahi rojiun telah meninggal dunia ingkoe Timur jam 20.30 Waktu Indonesia Tengah (WITA). Semoga husnul khotimah."

Aku terkejut dan agak tak tenang. Aku pun menanyakan kebenaran info tersebut. Dan memang ternyata nenekku yang sangat baik dan berjasa banyak bagi anak, cucu dan cicitnya itu benar-benar sudah meninggal.

Ya, Innalillahi wa inna ilaihi roojiun, telah meninggal nenekku (Nenek Timur) hari Selasa 3 September 2019 pukul 19.30 di Leheng, Golo Sengang, Sano Nggoang-Mabar. Sedih memang, namun semuanya sudah Allah tentukan yang terbaik baginya.

Beliau adalah seorang wanita terbaik yang sangat berjasa dalam hidupku. Bukan saja nasehat bijaknya dan kemampuan mendongengnya yang terkenang, tapi juga kebiasaannya untuk memijit kepalaku hampir di setiap menjelang tidur malam.

Beliaulah salah satu orang yang berjasa, yang mengajari aku mengenai shalat 5 waktu. Selain bacaan dalam shalat, nenekku yang hanya dikarunia satu orang anak ini, yaitu Ibuku (Siti Jemami, Almarhumah) juga sering mengajariku doa harian seperti doa sebelum dan sesudah makan, doa berpergian jauh dan sebagainya.

Aku masih ingat, nenekku yang dikarunia 9 cucu dan 20-an cicit ini pernah menghadiahi aku 2 kerbau miliknya. Aku pun bisa menjual kerbau itu untuk berbagai keperluan. Terutama untuk menambah biaya sekolah dan kuliah.

Malu rasanya karenanya hingga kini aku belum sekalipun membalas jasa baiknya. Nenek belum pernah meminta sesuatu kepadaku. Beliau malah memberi. Suatu teladan yang membuatku kadang merinding. Betapa tulusnya.  

Sembari mengenang banyak hal tentangnya, aku memohon semoga Allah mengampuni seluruh dosanya, siapapun memaafkan khilafnya dan kelak beliau mendapatkan balasan terbaik berupa surga terbaik dari-Nya. Allahumma aamiin! (*)

Albasia Raya 419
--SYAMSUDIN KADIR--
Warga Asli Cereng-Golo Molas

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Datang Dr. Mu'tashim, Pendekar Hadits Lulusan Sudan Asal NTT

Belajar Sukses Kepada Dr. Verdi Yasin

BIARKAN SURAT KABAR JADI SAKSI!