MELACAK NARASI CALON PEMIMPIN MANGGARAI BARAT

Manggarai Barat merupakan daerah yang menarik minat banyak orang, untuk ambil bagian dalam proses Pilkada mendatang. Mulai dari politisi, pegiat hukum, hingga pengusaha.

Tapi bagi saya pribadi, mengintip pemikiran dan narasi calon - calon pemimpin itu masih relevan dilakukan sebelum menjatuhkan pilihan.

Melacak jejak rekam tentu berangkat dari kesadaran bahwa, dalam memilih pemimpin diperlukan sejenak membuka kembali track record seorang kandidat.

Sebab, tidak cukup hanya dalil popularitas, dan elektabilitas yang kini menghegemoni persepsi publik, sebagai alasan utama dalam menyeleksi dan memilih pemimpin.

Di tengah kondisi daerah yang pekat dengan oligarki dan pragmatisme, Manggarai Barat memerlukan sosok pemimpin "bernafas panjang", yakni pemimpin yang sudah melampui tempaan, dan mengarungi turbulensi kepemimpinan, serta telah selesai dengan dirinya.

Pemimpin yang kita harapkan adalah, mereka yang mampu mensinergikan antara kata dan perbuatan, tetapi juga cermat mendiagnosa, tepat menawarkan solusi, sekaligus piawai menggerakkan rakyat untuk bekerja sama menyelesaikan masalah yang ada.

Di samping itu pemimpin yang diharapkan adalah mereka yang sudah melalui serangkaian proses seleksi (formal dan informal), berinteraksi dengan masalah, konsistensi terhadap tanggung jawab, serta matang dan tenang dalam mengambil keputusan.

Jika sekarang sebagian dari kita merasa "galau" atau bahkan pesimis dengan masa depan Manggarai Barat. Maka kegalauan dan pesimisme itu mungkin terobati dengan sejenak melihat rekam jejak, melacak narasi, serta mengintip semua visi, misi calon pemimpin yang ada.

Catatan ini lahir, selain sebagai ikhtiar untuk memberikan tambahan referensi (sumbangan informasi), dan ingin mengirim pesan bahwa, Manggarai Barat butuh pemipin yang punya track record yang baik, dan juga kuat narasi kepemimpinannya. (*)


SUMARDI
Kepala Desa Siru, Kec. Lembor-Mabar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!