GENERASI CERENG, OPTIMISME YANG SELALU MEMBARA

Sebelum Indonesia merdeka 1945, Kampung Cereng sudah berkontribusi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Indonesia. Kontribusi SDM yang dimaksud adalah berdirinya Sekolah Dasar Katolik Cereng pada tahun 1925.

SDK Cereng tempat orang menimba ilmu yang bukan hanya masyarakat Cereng tetapi orang luar pun datang sekolah di sekolah tersebut. Misalnya masyarakat Hamente Matawae secara umum, Kempo (Werang) dan dari Golo Mori. Mengingat derah-daerah tersebut belum ada Institusi pendidikan sebagai tempat belajar.

Secara histories Generasi Cereng bangkit karena ada jalan cerita masa lalu bahwa Cereng sebagai pusat peradaban waktu itu (sekolah). Tetapi hari ini bukan hanya soal history tetapi kami memiliki kesadaran  secara kolektif  begitu pentingnya dunia pendidikan untuk sebuah kemajuan. Selain cita-cita kemajuan tentu cita-cita keilahiyaan lah yang membuat Optimisme makin membara (Surat Al Alaq dan Al Mujadalah).

Jika generasi terdahulu, Kota Ruteng dan Bima menjadi destinasi keilmuan dalam rangka melanjutkan studi SMP, SMA sederajat dan bahkan Kuliah. Faktanya hari ini sudah berubah, tidak hanya kedua kota tersebut, generasi Cereng sudah menyebar ke banyak kota seperti Mataram, Makasar, Surabaya, Cirebon, Bandung, Jakarta dan masih banyak kota lain. Ini menunjukan kami tidak kehilangan cara unuk mewujudkan cita-cita di tengah kondisi ekonomi keluarga di Kampung yang jauh dari kata Sejahtera.

Basik keilmuan yang ditekuni sangatlah beragam, ada yang mangambil peran di ruang Agama (Ustadz/Ustadzah), ada juga di alam Akademis seperti menjadi Guru dan Dosen dan bahkan ada yang mengambil peran di dunia Politik. Tidak hanya itu, ruang Profesional lain pun tidak terlupakan oleh kami, karena pada prinsipnya kami menginginkan perangkat keilmuan di Cereng masa mendatang harus lengkap atau kompleksitas keilmuan terpenuhi.

Contoh saja, Ustadz Mohamad Yasin (Lulusan Pondok Pesantren Nurul Hakim Lombok Barat dan STAI Lukmanul Hakim, Surabaya) sudah menjadi Pengajar sekaligus Penceramah di Kab. Manggarai Barat dan beliau pun menjadi Ketua Komunitas Dakwah di Daratan Flores. Sehingga pada momentum hari-hari kebesaran Islam beliau tetap menjadi pilihan masyarakat untuk mengisi tausiyah atau ceramah. Ini sekedar salah satu Contoh Output Generasi Cereng yang saat ini sedang berkontribusi di Kab. Manggarai Barat (Mabar).

Jika menelisik Generasi Cereng yang saat ini bergeriliya di Tanah Rantauan, sebut saja Dr. Abdul Sahami (Generasi awal) yang saat ini menjadi salah satu Dosen di Universitas Muhammadiyah Prof. Hamka Jakarta. Jika momentum Politik Pilkada di Mabar sejak 2004 sampai menjelang Pilkada 2020 besok, nama beliau selalu masuk dalam List menjadi Bakal Calon Bupati dan Waakil Bupati.

Selain itu, yang tidak kalah fenomenalnya adalah Bang Syamsudin Kadir (Alumni Pondok Pesantren Nurul Hakik Lombok Barat dan UIN Bandung serta IAI BBC). Selain bergukat dengan Penerbitan Buku (Mitra Pemuda), beliau juga mengajar di Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon dan mengajar di sebuah perguruan Tinggi di Cirebon.

Bang Kadir, demikian panggilan akrabnya, juga seorang penulis buku (21 Buku dan dalam waktu dekat segera terbit buku baru) dan Narasumber Utama pada Program TV Pagi di Cirebon tepatnya di RCTV.

Tak lupa saya harus informasikan bahwa, di Daerah Sulawesi Selatan tepatnya di Kab. Maros,  kami juga punga Generasi yang menekuni gerakan Dakwah. Sebut saja nama Walimin. Aktifitas hariannya adalah Pembina Pondok Hidauatullah dan juga salah satu Fungsionaris Organisasi Islam Hidayatullah.

Masih banyak sesungguhnya, tapi itu hanya sekedar informasi awal bagi publik yang membutuhkan pemahaman perjalanan Generasi Cereng.

Dari narasi singkat di atas, kami hanya ingin menyampaikan bahwa spirit atau Optimisme generasi Cereng dalam pengembara keilmuan sudah mendarah daging. Kenekadannya untuk melangkah sulit untuk ditahan apa lagi ditarik. Kondisi inilah yang terus menerus kami rawat dan ditingkatkan agar pada masa mendatang ada perubahan besar. Dan semoga kami tetap istiqomah atau konsisten dalam berjuang, sehingga tidak terkapar oleh kelesuan berjuang.

Bagi generasi Cereng yang tidak disebutkan namanya dalam tulisan ini mohon maaf. Tulisan ini diikhtuarkan sebagai pengingat bagi semua terutama generasi Cereng bahwa optimisme menjadi pemantik untuk terus melangkah menuju cita-cita Kemajuan. (*)


MUHAMAD SALAHUDIN
Generasi Cereng-Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!